Batu luar angkasa misterius yang ditemukan dikatakan berasal dari supernova langka

Sebuah batu ruang angkasa misterius telah ditemukan yang diyakini para ilmuwan berasal dari supernova yang langka. Bahkan dikatakan sebagai bukti pertama dari fenomena ini di Bumi.

Para ilmuwan mengatakan komposisi kimia dari batu ruang angkasa yang disebut Hypatia menunjukkan mengandung debu dan gas yang pernah mengelilingi beberapa jenis supernova raksasa.
Baca juga

Pembangunan Pusat Data Nasional di Batam dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2022
Sesar baribis bisa memicu gempa Jakarta Selatan, tindakan pengendalian kerusakan harus disiapkan
Sesar Baribis yang aktif di wilayah Jakarta Selatan rawan gempa
8 Fakta Tentang Planet Jupiter, planet terbesar dan tercepat di tata surya, muncul dalam konjungsi planet
Google: Awas, Spyware Buatan Italia Bisa Menyusup ke iPhone dan Ponsel Android

Supernova tipe Ia biasanya terjadi di awan debu di mana katai putih berbagi orbit dengan bintang yang lebih muda dan lebih besar yang masih mengandung bahan bakar.

Katai putih yang lebih kecil dan lebih padat menggunakan tarikan gravitasinya untuk mengalirkan sebagian bahan bakar dari bintang yang lebih muda, terus memakannya.

Dalam kasus batuan Hypatia, campuran debu-gas kemungkinan besar melayang melalui ruang angkasa selama miliaran tahun sebelum tiba di tata surya.
Sampel Batu Hypatia. [Eurakalert/ Romano Serra]

Kemudian memadat menjadi batuan induk yang lebih besar cc pada saat pembentukan tata surya.

Setelah terbentuk, batu tersebut kemungkinan besar telah terlempar ke bumi dan hancur berkeping-keping saat mendarat.
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Didukung oleh GliaStudio

“Di satu sisi, kami menangkap ledakan supernova Ia beraksi karena atom gas dari ledakan itu terperangkap di awan debu di sekitarnya,” kata Jan Kramers, penulis studi dan ahli geokimia di Universitas Johannesburg (2022).

Untuk menentukan dari mana batu itu berasal, para ahli melakukan analisis kimia non-destruktif pada sampel kecil batu Hypatia.

Ternyata batu itu memiliki jumlah silikon, kromium, dan mangan yang sangat rendah, tetapi kadar besi, belerang, fosfor, tembaga, dan vanadiumnya sangat tinggi.
Sampel Batu Hypatia. [Eurakalert/ Jan Kramers]

Studi lebih lanjut yang membandingkan konsentrasi elemen batuan menemukan bahwa batuan tersebut bukan berasal dari tata surya karena terlalu banyak zat besi.

Pencarian lengkap data bintang dan pemodelan meninggalkan tim ilmiah tanpa penjelasan selain supernova Tipe Ia, menjelaskan mengapa batu itu mengandung unsur-unsur yang tidak biasa.

“Jika hipotesis ini benar, batu Hypatia akan menjadi bukti nyata pertama ledakan supernova Tipe Ia di Bumi,” tambah Kramers.

Meskipun demikian, para ahli masih meragukannya, karena enam elemen batuan (aluminium, fosfor, klorin, kalium, tembaga, dan seng) telah terdeteksi dalam konsentrasi 10 hingga 100 kali lipat dari yang diprediksikan untuk supernova Tipe Ia.

Tim ilmuwan percaya batu ini bisa menunjukkan asal supernova, karena bintang raksasa merah mempertahankan lebih banyak komposisi unsur aslinya daripada yang diprediksi model komputer.

Ini adalah penemuan batu ruang angkasa misterius yang menurut para ilmuwan berasal dari supernova langka. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Sumber :